Hal 11 - Fadhillah Amal - KETABAHAN MENGHADAPI KESUSAHAN DAN COBAAN DEMI AGAMA
Untuk membawanya kembali ke
Makkah. Sesuai dengan perjanjian, Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam
mengembalikan Sayyidina Abu Bashir Radhiyallahu ‘anhu. Sayyidina Abu Bashir
Radhiyallahu ‘anhu pun memohon kepada Baginda Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Ya
Rasulullah, aku datang setelah masuk islam, namun engkau mengembalikan aku ke
dalam cengkraman orang-orang kafir.” Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam
menasehatinya agar bersabar. Lalu, beliau bersabda. “Insya Allah, sebentar lagi
Allah akan memberikan jalan keluar untukmu.” Akhirnya, Sayyidina Abu Bashir
Radiyallahu ‘anhu dikembalikan ke Makkah bersama kedua utusan tadi.
Di tengah perjalanan, Sayyidina
Abu Bashir Radhiyallahu ‘anhu berkata kepada salah seorang dari keduanya, “Hai
kawan, pedangmu bagus sekali.” Merasa pedangnya dipuji, orang itu dengan bangga
mengeluarkan pedangnnya, “Ya, saya telah menebas banyak orang dengan pedang
ini.” Sambil berkata demikian, ia memberikan pedangnya kepada Sayyidina Abu
Bashir Radhiyallahu ‘anhu. Begitu berada di tangannya, Sayyidina Abu Bashir
Radhiyallahu ‘anhu langsung menebaskan pedang itu kepada pemiliknya. Ketika
orang kafir melihat temannya tewas, ia berkata, “Sekarang giliran saya.”Ia pun
melarikan diri ke Madinah. Setibanya di hadapan Baginda Shallallahu ‘alaihi
wasallam, dia berkata, ”Temanku telah dibunuh dan kini giliranku.” Saat itu
Sayyidina Abu Bashir Radhiyallahu ‘anhu pun tiba di hadapan Baginda Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata. “Ya Rasulullah, engkau telah memenuhi
janjimu dengan mereka, dan aku pun telah dipulangkan. Namun, aku tidak memiliki
janji apa pun yang menjadi tanggung jawabku terhadap mereka. Kulakukan semua
ini karena mereka berusaha mencabut agama dari diriku.” Baginda Shallallahu
‘alaihi wasallam menjawab, “Ini penyulut api peperangan! Seandainya ada yang
membantu.”
Dari sabda itu, Sayyidina Abu
Bashir Radhiyallahu ‘anhu memahami bahwa jika ada Kaum Kafir yang memintanya
kembali, maka ia akan dikembalikan lagi kepada mereka. Akhirnya, ia memutuskan
untuk pergi ke sebuah tempat di pantai. Berita ini diketahui oleh orang-orang
islam yang ada di Makkah. Sayyidina Abu Jandal Radhiyallahu ‘anhu, yang telah
diceritakan dalam kisah sebelumnya, secara sembunyi-sembunyi melarikan diri dan
bergabung dengan Sayyidina Abu Bashir Radhiyallahu ‘anhu. Demikian pula
orang-orang yang telah masuk islam, banyak yang bergabung dengan Sayyidina Abu
Bahsir Radhiyallahu ‘anhu.
Dalam beberapa hari, mereka
menjadi sebuah rombongan kecil. Mereka sampai di sebuah padang yang di dalamnya
tidak ada makanan atau kebun sedikit pun, juga tidak ada penduduk. Hanya Allah
Subhaanahu wata’ala yang mengetahui keberadaan mereka. Mereka mencegat
perjalanan orang-orang zhalim yang kezhalimannya telah membuat mereka melarikan
diri. Jika ada kafilah yang melewati tempat tersebut, mereka akan menghadang
dan menyerangnya.
Kaum Kafir di Makkah pun merasa prihatin, sehingga mereka terpaksa mengutus seseorang untuk menjumpai Baginda Shallallahu ‘alaihi
Post a Comment